PANGANDARAN JAWA BARAT - Didanai Ditjen Dikti, Tim Peneliti Unpad mengagas Proyek "Rumah Wisata Manggis" di Desa Parakanmanggu kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Pertanian Pangandaran, Yadi seusai pertemuan dengan Tim Peneliti Unpad, bertempat di Parigi Kantor Bupati Pangandaran, Selasa (17/10/2023).
Disampaikannya bahwa,
pertemuan pihak UNPAD dengan bapak bupati itu tujuannya mau membantu petani buah Manggis Pangandaran khususnya di desa Parakan Manggu, yang mana mereka sudah siap memberikan bantuan untuk pengolahan Manggis.
Dalam pertemuaan tadi bapak Bupati minta agar kami mengkajinya dulu, nah...dalam seminggu ini kami dinas pertanian akan turun mengkajinya termasuk manfaatnya.
Dari paparan pihak Unpad itu kita kan belum tahu persisnya sepert apa, dari hasil pengolahan itu nanti nilai tambahnya berapa, " kata Yadi.
Menurutnya, seperti disampaikan di hadapan bapak Bupati, manggis Pangandaran itu tidak ada di kancah nasional, yang ada hanya manggis produck Tasik, padahal manggis Tasik asalnya dari Pangandaran.
Selama ini kan manggis super biasanya di ekspor akantetapi yang apkirnya kan banyak, ...nah yang apkirnya atau yang KW nya itulah yang mau di olah, " ucanya.
Yadi pun menjelaskan,
kelas manggis apkiran atau kelas KW itulah yang akan disentuh oleh pihak UNPAD, yang mana nanti buahnya diolah jadi makanan ringan dan kulitnya diolah untuk dibuat obat-obatan
Pihak Unpad telah meberi tiga jenis alat untuk pengolahan manggis, cuman terbenturnya masalah rumah produksi...nah mungkin itu yang minta di fasilitas oleh Pemkab Pangandaran.
Pihak Unpad juga minta selain gudang untuk pengolahan, juga minta ada rumah wisata Manggis, " ujarnya.
Ditempat terpisah, Guru Besar Fakultas Farmasi, Prof. apt. Muchtaridi, PhD mengatakan bahwa, membuat proyek Rumah Wisata Manggis di Desa Parakanmanggu itu
bertujuan meningkatkan nilai buah manggis yang harganya menurun. Menurunnya harga buah manggis diakibatkan kualitas yang dihasilkan dianggap kurang bagus, sehingga, petani terpaksa untuk menjual hasil panen dengan harga yang murah.
“Peneliti Universitas Padjadjaran memiliki solusi bahwa buah manggis lebih baik diolah dan bisa dimanfaatkan menjadi bahan baku ekstrak atau produk lain, seperti pewarna, obat, dan makanan, ” kata Prof. Muchtaridi.
Menurutnya, pertimbangan lain yang membuat tim memberikan solusi tersebut...ya, karena musim panen manggis sangat bergantung kepada cuaca. Solusi ini diharapkan agar petani tetap mempunyai penghasilan dari produk-produk yang dihasilkan meskipun sedang tidak masuk musim panen.
“Bagaimana caranya petani ketika tidak musim tetap mendapat penghasilan? Caranya adalah dengan menjual olahan manggis yang tadinya mau dijual murah atau dibuang, ” ucapnya.
Awal Mula Proyek
Pemilihan lokasi dilakukan dengan pertimbangan bahwa Pangandaran adalah tempat wisata bahari yang cocok untuk ditanami buah tropis, termasuk manggis. Manggis dijadikan fokus utama dalam penelitian ini karena bisa dijadikan obat herbal dan memiliki banyak khasiat yang dapat dimanfaatkan.
Dengan pertimbangan tersebut, tim memilih Desa Parakanmanggu sebagai lokasi utama untuk pembangunan proyek sebagai penghasil komoditas buah manggis terbesar, " kata Prof Muhtaridi.
Menurutnya, Universitas Padjadjaran menyediakan alat-alat yang dibutuhkan untuk produksi dan juga orang-orang yang ahli dibidangnya berbentuk tim beranggotakan dosen-dosen dari berbagai fakultas.
Rencana ke Depan
Prof. Muchtaridi melanjutkan, proyek ini rencananya akan berjalan selama minimal tiga tahun melalui dukungan pendanaan dari Pemkab Pangandaran. Alat-alat yang dibutuhkan untuk produksi akan datang di akhir bulan Agustus yang sudah dibuat oleh tim dalam bentuk oven, pencacah kulit, pengering, dan penyerbuk.
Setelah alat didatangkan, masyarakat akan diberikan penyuluhan untuk mengetahui cara mengoperasikan mesin-mesin tersebut yang nantinya akan didatangkan lagi secara lebih lengkap. Mesin-mesin tersebut rencananya dapat memproduksi berbagai olahan yang bisa dijual di Rumah Wisata Manggis dan dikelola oleh Bumdes Desa Parakanmanggu, " katanya. (Anton AS)